Bulan ini mengingatkan aku pada suatu
kejadian lama. Tentang watak atau sifat manusia yang kadang-kadang
membingungkan. Banyaknya jumlah manusia berarti segitu juga jumlah macam
sifatnya. Ingatanku pada kejadian lalu itu menggambarkan salah satu bentuk
sifat manusia yang cukup unik buatku.
Salah satu temanku Rony namanya, berasal
dari daerah Sulawesi, hidup mengontrak rumah di Malang. Suatu saat dia
mendapat rejeki nomplok. Tau-tau dia dapat bagian uang yang cukup besar,
katanya itu adalah bagian dari warisan, dan uangnya sudah dikirim.
Dengan rejeki itu dia berminat untuk
membeli mobil bekas yang masih bagus, dengan harga sebesar uang yang dimiliki. Karena
dia baru tinggal di Kota Malang, akhirnya Rony meminta aku untuk mencarikan
mobil Toyota Avanza tahun 2009, karena dia tahu kapasitas dana yang dimiliki
hanya bisa untuk beli mobil tersebut.
Karena buta informasi, aku minta
bantuan teman lain yang memang pekerjaannya jual beli mobil. Tak lama kemudian
lewat telpon, aku memberitahukan bahwa temanku lagi kepingin beli mobil bekas Toyota
Avanza tahun 2009. Sekali lagi aku jelaskan bahwa temanku punya dana terbatas,
jadi jangan sampai di tawari mobil dengan harga lebih dari dana yang ada.
Setelah sepakat, sore harinya teman
penjual mobil datang ke rumahku untuk memperlihatkan mobil yang akan di
tawarkan. Aku terkejut, karena mobil yang di bawa adalah Mobil Toyota Avanza
tahun 2011. Tanpa menjawab salam aku langsung menanyakan, kenapa kok yang di
bawa mobil ini?
Dengan tenang temanku menjawab:
“Aku ingin menjaga nama baikmu.”
Aku tambah bingung dengan jawabannya.
Belum selesai aku berpikir dia menambahkan lagi penjelasan secara bertubi-tubi,
yang mana setiap penjelasannya itu membuatku semakin tidak mengerti. Pokok inti
dari penjelasannya adalah dia ingin menawarkan barang yang sangat bagus.
Akhirnya dari pada berpanjang lebar, dengan berat hati aku setuju untuk mencoba
menawarkan mobil tersebut.
Selama perjalanan menuju ke rumah Rony,
temanku yang satu ini terus tanpa henti mengatakan dia benar-benar ingin menjaga
nama baikku, dengan membawa mobil yang lebih bagus. Penjelasan yang
membosankan membuat aku ingin loncat dari mobil ini, berlari menjauh berlawanan
arah.
Dugaanku ternyata tidak meleset,
ternyata Rony kecewa dengan mobil yang aku bawa.
“Kalau mau cari mobil yang lebih baru,
aku juga bisa. Masalahnya dana yang aku punya terbatas. Adi aku cari mobil yang
sesuai. Masak nggak ngerti?”
Merasa kecewa akhirnya Rony mengakhiri
pembicaraan sekalian pertemuan. Dengan alasan ini dan itu, dia minta aku dan
temanku pergi dan pesanan mobil yang dia cari juga di batalkan. Aku minta maaf
dan sempat menjelaskan bahwa ini semua adalah ulah temanku, aku sudah memberitahukan
dengan jelas permintaan Rony. Untung Rony masih bisa memaklumi.
“Kamu tidak perlu menjaga nama baikku.
Aku tidak pernah menjagakan nama baikku padamu. Yang aku perlukan mobil dengan
harga pesanan Rony.” Kataku dengan kesal.
Yang aneh pikirku adalah ke teguhan
prinsip yang di pegang temanku yang satu ini. Dia merasa tidak bersalah,
dan tetap menganggap bahwa dia tidak mau mengecewakan aku dan Rony, dengan
membawa mobil diatas harga kemampuan dana yang ada.
“Saya rasa aku tidak salah. Aku takut
kau kecewa kalau aku bawa mobil murah.” Kata temanku si makelar mobil.
HI GUYS.......
BalasHapusYOU NEED MONEY OR NOT.
CHECK THIS OUT AND YOU’LL REGRETED
HERE