Selasa, 06 Maret 2012

Cerita Mini


Posting kali ini aku mencoba buat Cermin - Cerita Mini.

Dingin Puncak Gunung Semeru

Minggu pagi kita jalan-jalan, dipinggir sungai yang panjang dan lurus. Menikmati udara segar dan bersih serta sejuk.

Gandengan tangan tidak cukup menghalau tiupan angin dingin, rangkulan adalah cara yang lebih baik untuk meningkatkan kehangatan, tapi sering kita lepas bila berpapasan dengan orang lain yang sedang berolah raga.

Suasana yang indah dan sunyi ini melancarkan untaian kata-kata gombal yang meluncur deras dari mulutku. Sembari kuanggap sebagai cara lain untuk mengundang kehangatan.

Kau tampak asyik mendengar ceritaku, tanpa perlu menyelidiki terlebih dahulu. Kepalamu manggut-manggut tanda kagum, dan senyum yang kau tebarkan mengesankan, kau terpesona padaku.

Kekagumanmu padaku semakin membuatku berlebihan. Kata-kataku menjadi tidak terkontrol, cerita-cerita bohong yang aku lontarkan bertambah lebar dan luas.

Sekali-kali kau menoleh tepat kewajahku, lalu menggeleng-geleng kepalamu, seakan tak percaya dan hampir kau mau mengatakan, aku  ini sangat hebat.

Kekagumanmu padaku membuatmu lupa pada dinginnya angin pagi, yang bertiup berlawanan dengan arah jalan kita. Sebaliknya aku, kekhawatiran akan kebohongan kata-kataku menjadikan aku semakin kedinginan. Aku merasa seperti berada didalam kulkas yang diletakkan dikutub.

“Luar biasa, masak Mas?” Katamu, matamu melebar agak melotot, sambil tetap kita melanjutkan jalan-jalan pelan.

“Ya, aku tahan dinginnya puncak Gunung Semeru malam hari, dengan baju yang basah kena hujan, tanpa jacket” Kataku, ngawur.

Kau berhenti dari berjalan, menghadap aku, dan dengan sikap terheran-heran, kau bertanya:

“Mas dipuncak Gunung Semeru?, malam hari? dengan baju basah?, tanpa jacket lagi?”

“Bener nih Mas?” Katamu mulai menyelidik, mulai tak percaya.

Aku mulai menyesal kenapa aku harus bohong, sebenarnya aku takut kehilangan kekagumanmu padaku, aku terjebak dengan ceritaku sendiri.

Puncak Gunung Semeru sangat lah dingin sekali, apalagi dengan situasi dan kondisi yang aku ceritakan itu. Aku tahu kau pernah ke puncak Gunung Semeru, jadi kau bisa membayangkan keadaan itu.

“Waashyiiich….!? “ Tiba-tiba aku bersin berkali-kali, karena tak tahan dengan dingin pagi ini. Maka dengan sangat terpaksa aku berkata:

“Yanti, kita pulang naik Angkot yuk? Aku nggak kuat dingin, kakiku linu.”

1 komentar:

  1. HI GUYS.......
    YOU NEED MONEY OR NOT.
    CHECK THIS OUT AND YOU’LL REGRETED....!!!
    HERE

    BalasHapus