Posting kali ini aku mencoba buat Cermin - Cerita Mini.
Dingin Puncak Gunung Semeru
Minggu pagi kita jalan-jalan, dipinggir
sungai yang panjang dan lurus. Menikmati udara segar dan bersih serta sejuk.
Gandengan tangan tidak cukup menghalau
tiupan angin dingin, rangkulan adalah cara yang lebih baik untuk meningkatkan
kehangatan, tapi sering kita lepas bila berpapasan dengan orang lain yang
sedang berolah raga.
Suasana yang indah dan sunyi ini melancarkan
untaian kata-kata gombal yang meluncur deras dari mulutku. Sembari kuanggap
sebagai cara lain untuk mengundang kehangatan.
Kau tampak asyik mendengar ceritaku,
tanpa perlu menyelidiki terlebih dahulu. Kepalamu manggut-manggut tanda kagum,
dan senyum yang kau tebarkan mengesankan, kau terpesona padaku.
Kekagumanmu padaku semakin membuatku
berlebihan. Kata-kataku menjadi tidak terkontrol, cerita-cerita bohong yang aku
lontarkan bertambah lebar dan luas.
Sekali-kali kau menoleh tepat
kewajahku, lalu menggeleng-geleng kepalamu, seakan tak percaya dan hampir kau
mau mengatakan, aku ini sangat hebat.
Kekagumanmu padaku membuatmu lupa pada dinginnya
angin pagi, yang bertiup berlawanan dengan arah jalan kita. Sebaliknya aku,
kekhawatiran akan kebohongan kata-kataku menjadikan aku semakin kedinginan. Aku
merasa seperti berada didalam kulkas yang diletakkan dikutub.
“Luar biasa, masak Mas?” Katamu, matamu
melebar agak melotot, sambil tetap kita melanjutkan jalan-jalan pelan.
“Ya, aku tahan dinginnya puncak Gunung
Semeru malam hari, dengan baju yang basah kena hujan, tanpa jacket” Kataku,
ngawur.
Kau berhenti dari berjalan, menghadap
aku, dan dengan sikap terheran-heran, kau bertanya:
“Mas dipuncak Gunung Semeru?, malam
hari? dengan baju basah?, tanpa jacket lagi?”
“Bener nih Mas?” Katamu mulai
menyelidik, mulai tak percaya.
Aku mulai menyesal kenapa aku harus
bohong, sebenarnya aku takut kehilangan kekagumanmu padaku, aku terjebak dengan
ceritaku sendiri.
Puncak Gunung Semeru sangat lah dingin
sekali, apalagi dengan situasi dan kondisi yang aku ceritakan itu. Aku tahu kau
pernah ke puncak Gunung Semeru, jadi kau bisa membayangkan keadaan itu.
“Waashyiiich….!? “ Tiba-tiba aku bersin
berkali-kali, karena tak tahan dengan dingin pagi ini. Maka dengan sangat
terpaksa aku berkata:
“Yanti, kita pulang naik Angkot yuk?
Aku nggak kuat dingin, kakiku linu.”
HI GUYS.......
BalasHapusYOU NEED MONEY OR NOT.
CHECK THIS OUT AND YOU’LL REGRETED....!!!
HERE