Jumat, 04 Mei 2012

Hotel Niagara Lawang


Hotel Niagara adalah salah satu bangunan tua yang ada di Indonesia. Milik pengusaha kaya Tionghoa yang bernama Liem Sian Joe. Didirikan pada tahun 1918 dan di arsiteki oleh seorang berkebangsaan Belanda yang bernama Fritz Joseph Pinedo. Gedung ini bisa dianggap sebagai gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Baru pada 1960 ahli waris Liem Sian Joe menjual bangunan itu kepada Ong Kie Tjay, pengusaha Tionghoa yang tinggal di Surabaya.

Hotel Niagara terletak di kota Lawang kabupaten Malang propinsi Jawa Timur. Kota kecil setingkat Kecamatan dengan ketinggian 491 meter di atas permukaan laut. Merupakan kota yang cukup dingin di antara kota Malang dan kota Surabaya.

Hotel ini mengalami banyak perubahan, dulu hotel ini di kelilingi oleh pagar dengan bentuk yang unik, dan sangat sesuai dengan bentuk bangunan utama. Dan di tengah-tengahnya ada kolam ikan berbentuk bundar, yang di tengahnya ada semacam tugu kecil yang memancar air mancur di atasnya. Seluruh bagian halaman Hotel Niagara ini dipenuhi dengan batu kerikil yang sangat sama rata ukuran bentuknya.

Dan di bagian kanan bangunan ada sebuah permandian yang tidak terlalu besar. Dulu permandian itu dipakai, bahkan dibuka untuk umum. Dan setiap hari Kamis airnya di kuras untuk diganti dengan air yang baru. Dulu aku sangat sering mandi di permandian Niagara, karena airnya sejuk, bersih dan segar. Tapi kini sudah tidak ditutup dan tidak dipakai lagi.

Sedang di bagian belakang pelataran adalah beberapa bangunan yang dipakai sebagai garasi mobil untuk para tamu hotel. Dan bangunan di belakang permandian di pakai sebagai dapur untuk memasak, untuk melayani tamu hotel dan pengunjung restoran di Lobi.

Semua bangunan penuh dengan profil-profil ukiran yang artistik, mode jaman dulu kala. Sepertinya kombinasi antara mode Eropah dan China. Dengan warna merah muda sebagai warna dominan. Setiap kaca cendela maupun kaca-kaca fentilasi selalu dipenuhi dengan lukisan-lukisan dan ornamen-ornamen. Semakin menambah cantik penampilan hotel ini.

Pintu masuk hotel ini menunjukkan kesan mewah. Lantai dengan corak bintik batu Traso warna warni, tapi tetap warna dasarnya merah muda. Seluruh bagian dinding dilapisi dengan kayu Jati yang di Plitur, sangat berkwalitas setinggi sekitar 150 centimeter. Kayu Jati itu sampai hari ini masih terlihat mengkilap.

Hotel Niagara adalah gedung tingkat berlantai lima. Lantai pertama adalah tempat Recepsionis dan beberapa ruang untuk makan dan Lobi. Setelah memasuki pintu utama, maka akan langsung berhadapan dengan bagian Recepsionist, yang bentuk pagar tralisnya mengingatkan model Bank-bank pada jaman Cowboy. Plafon yang tinggi dan dipenuhi juga dengan ornamen dan ukiran dari lapisan Kayu Jati, semakin menambah anggun dan wibawah hotel ini.

Ruang kedua adalah Ruang Lobi, konon katanya dulu di pakai sebagai Ruang Dansa. Ruangan ini lebih indah dan istimewah dari pada ruang yang lainnya. Lalu sebelahnya lagi adalah jalan menuju tangga untuk naik ke lantai dua. Kamar yang di sewakan hanya berjumlah 14. Tiap-tiap kamar mempunyai nuansa panorama yang berbeda-beda. Ada yang menghadap ke pusat Kota Lawang, ada juga yang menghadap ke pegunungan, dan ada juga yang menghadap ke jalan raya.

Hotel Niagara ini adalah tempatku bermain di waktu kecil. Aku bersama teman-teman sering menyelinap masuk kedalam ruangan, lalu berlari naik keatas sampai di puncak untuk kemudian berhenti beristirahat sambil melihat pemandangan indah di sekeliling kota Lawang dan pegunungan di sekitarnya.

Sampai petugas Hotel datang dan mengusir kami semua untuk turun. Besoknya kami mengulangi perbuatan itu lagi, lalu mereka mengusirnya lagi. Jika besoknya di lantai bawah dijaga ketat, maka untuk beberapa hari kami tidak bisa naik ke atas puncak hotel. Lalu jika penjagaan mulai longgar lagi, maka kami berusaha lagi untuk naik ke puncak hotel. Kami merasa ketagihan untuk menikmati pemandangan indah dari puncak Hotel Niagara.

1 komentar:

  1. HI GUYS.......
    YOU NEED MONEY OR NOT.
    CHECK THIS OUT AND YOU’LL REGRETED
    HERE

    BalasHapus