Akhirnya usai sudah pertandingan sepak
bola liga Inggris. Dan tadi malam ada dua pertandingan yang sangat menentukan.
Yang pertama pertandingan antara Menchester United lawan Swansea dan yang kedua
Manchester City lawan Queens Park Rangers.
Sebenarnya aku agak terlambat nonton
pertandingan seru itu. Karena ada keperluan di luar rumah, maka aku hanya
sempat nonton pada menit 64. Pada waktu itu kedudukan sudah 1:1. Walau sangat
kecewa, tapi aku tetap bersyukur karena masih sempat nonton, justru pada
menit-menit menentukan.
Goal Manchester City di cetak oleh
Zalayeta entah di menit berapa. Sedang goal dari QPR tidak terlalu penting.
Karena aku hanya melihat dan selalu memperhitungkan siapa saja dari pemain
Manchester City yang mencetak goal.
Ketika aku mulai menonton pertandingan
itu, jantungku sudah berdebar-debar. Aku tidak tahu kenapa jadi begitu. Tapi
yang jelas aku baru tahu ternyata aku pendukung cukup berat Manchester City.
Aku sangat berharap team idolaku jadi juara tahun ini. Apalagi team rivalnya
kali ini adalah team yang paling aku benci, yaitu Manchester United. Aku
sendiri tidak tahu kenapa aku benci Team itu.
Jantungku bertambah keras detakannya,
ketika gawang Manchester City kemasukan lagi di menit 65. Harus diakui gawang
itu pantas jebol, berkat kerja sama dan umpan yang sangat bagus dari
pemain-pemain QPR. Sehingga penjaga gawang Manchester City Hart mati langkah,
dan tak sanggup menangkap bola yang disundul memantul tanah oleh pemain QPR.
Kedudukan 2:1 untuk QPR membuat hampir
semua pendukung Team tuan rumah Manchester City murung. Banyak juga yang tak
dapat membendung tangis, baik dari pria maupun wanita. Tampak juga beberapa
penonton yang membanting-banting jacket ke lantai, tak dapat menahan emosi.
Sementara yang lain banyak juga yang
menutup wajah dengan kedua tangan, tak percaya dengan yang dilihat kali ini.
Team pujaannya Manchester City sudah bermain sangat bagus dan cantik. Tapi
sampai menit 80 masih juga belum bisa menambah goal.
Mancini sang pelatih Manchester City
dengan penuh emosi memberikan semangat dan perintah serta aba-aba, kepada
pemain asuhannya. Dia sangat antusias untuk bisa mencapai peringkat juara tahun
ini. Yang hanya tinggal sejengkal lagi untuk meraihnya. Dia tidak bisa untuk
duduk tenang, dan tidak mungkin bisa tenang sebelum teamnya menjebol gawang
lawan dua kali lagi, tanpa kebobolan lagi. Karena dia pasti tahu saat ini
kedudukan Manchester United sudah meraih kemenangan 1:0 atas musuhnya yaitu Sunderland.
Maka jika ingin juara liga Inggris tahun ini, maka dalam pertandingan ini Manchester
City harus mencapai kemenangan. Padahal kedudukan saat ini masih kalah, sedang waktu
sudah menunjukan akhir permainan yaitu 90 menit.
Serangan-serangan bertubi-tubi dari
Manchester City membuat seluruh pemain QPR turun kebawah tidak jauh dari
gawangnya sendiri. Karena takut gawangnya bergetar akibat bola masuk.
Kemenangan sementara ini harus mereka pertahankan mati-matian.
Sebelum menit 64 tadi rupanya ada salah
satu pemain QPR yang bernama Joey Barton harus meninggalkan lapangan, karena terkena
kartu merah. Aku melihat pada tayangan adegan ulangan, Teves disikut wajahnya
oleh salah satu pemain belakang QPR. Maka dengan 10 pemain akan menambah sulit
bagi QPR untuk mengembangkan permainannya. Sehingga satu-satunya jalan terbaik
adalah turun untuk mempertahankan gawangnya dari kemasukan bola. Lalu sisa
pemain QPR hanya berada di sekitar gawangnya sendiri.
Pertahanan dari para pemain QPR tidak
terusik sampai menit ke 90. Walaupun para pemain Manchester City menyerang
habis-habisan ke gawang QPR. Dan banyak percobaan tendangan yang di arahkan ke
gawang QPR nyaris membuahkan goal. Tapi tetap saja gawang QPR masih aman, dan
bahkan para pemain Manchester City hampir putus asa.
Akhirnya menit terakhir permainanpun
lewat, yaitu sudah mencapai menit ke 90. Untung ada penambahan waktu cukup lama
5 menit. Dan 5 menit emas inilah yang mengukir sejarah Manchester City dalam
liga Inggris tahun ini.
Serangan-serangan Manchester City yang
selalu melenceng dari gawang QPR, sejak menit 65 sampai menit 92, akhirnya
membuahkan goal juga. Ketika Silva menendang bola dari sudut lapangan untuk
yang ke beberapa kali. Tapi kali ini pada menit ke 93, benar-benar dimanfaatkan
dengan baik oleh Zeko. Apalagi dia
berada pada posisi yang sangat tepat dengan datangnya bola.
Masuknya bola ke gawang QPR yang berarti
merubah skor menjadi imbang 2:2, membakar semangat seluruh pemain Manchester
City. Juga membakar semangat semua penonton pendukung team Manchester City.
Lalu dengan cepat bola yang telah masuk ke gawang QPR itu diambil oleh salah
satu pemain Manchster City, untuk dibawa lari dan diletakkan di tengah lapangan
untuk segera dimulainya pertandingan.
Tendangan keras pertama dari pemain QPR
langsung ditujukan kearah gawang Manchester City. Tapi jHarapan yang menginginkan juaranya adalah Manchester
United. Harapan pelatih, pemain dan pendukung Manchester United. Tendangan yang
merubah kepastian kedudukan akhir. Kedudukan yang memastikan siapa yang menjadi
juara liga Inggris tahun ini.
Dan yang pasti jantungku yang sejak
menit 65 berdetak dengan keras dan irama yang kacau. Maka sejak tendangan ke
gawang dari Sergio Aquero itulah, jantung kembali menjadi tenang detaknya. Dan
perasaanku berubah menjadi gembira. Apalagi dengan pendukung berat dan pelatih
Manchester City.
Jadi pantas jika Aquero menjadi sasaran
serbuan pelukan semua pemain teman-temannya. Hampir semua pemain team
Manchester City, berlari mengejar lalu meloncat dan memeluk serta menumpuk
menjadi satu. Dalam suasana kegembiraan yang meluap-luap. Yang tak cukup hanya
dengan membuka mulut lebar-lebar untuk tertawa.
Banyak dari penonton pendukung team
Manchester City yang tak dapat membendung muncratnya air mata menangis gembira.
Karena kemenangan team Manchester City kali ini sungguh sangat dramatis. Kemenangan
yang didahului dengan kekalahan, yang harus diusahakan untuk menang dalam waktu
yang sangat sempit.
Kulihat di layar TV penonton pendukung
Manchester City membludak menyerbu lapangan untuk mencoba memeluk dan meluapkan
rasa senang dan cinta serta bangganya kepada pemain team idolanya. Bisa dilihat
dengan jelas di layar TV, para petugas kewalahan untuk menghalau para penonton
yang menyerbu lapangan. Penonton yang kalap dikuasai oleh perasaan bahagia yang
sangat membara. Yang selama musim pertandingan ini menanti-nantikan saat
seperti ini.
Aku saja sangat bahagia dengan
kemenangan ini. Dan pasti aku juga akan turun kelapangan jika aku berada di
Stadion Ettihad. Padahal aku bukan pendukung fanatik team Manchester City. Aku
hanya senang dan selalu berusaha untuk tidak melewatkan setiap pertandingan
Manchester City. Tapi tetap saja banyak juga pertandingan yang aku lewatkan.
Maka bisa diterima jika pendukung
fanatik dari Manchester City sampai meluapkan dengan cara seperti itu. Turun ke
lapangan tanpa mengindahkan petugas yang melarang. Mereka ingin melihat pemain
kesayangannya dari jarak yang sangat dekat. Bravo Manchester City.
HI GUYS.......
BalasHapusYOU NEED MONEY OR NOT.
CHECK THIS OUT AND YOU’LL REGRETED
http://adv.justbeenpaid.com/?r=dHlHZCbzLV