Rabu, 15 Februari 2012

Tukang Ojek


Hampir disetiap kota-kota di Indonesia Tukang Ojek dengan motornya selalu ada, dipinggir jalan raya, ditempat strategis untuk menunggu bus dan angkutan umum menurunkan penumpang, diperempatan atau pertigaan jalan masuk ke kampung, dan di sudut-sudut kampung atau kadang ada juga di gang-gang sempit.
Tukang ojek yang bergerombol dipinggir jalan raya, masing-masing duduk diatas motornya, siap melayani penumpang kemana saja yang malas jalan kaki. Pangkalan Ojek adalah tempat kumpulan para Tukang Ojek yang biasanya banyak terdapat di perempatan atau pertigaan jalan, sebagai tempat persimpangan jalan yang memungkinkan penumpang bisa kemana saja pergi tanpa harus menunggu  jalur chusus, atau sering kali Pangkalan Ojek menempati halte atau tempat bus dan angkutan umum menurunkan penumpang.
Tukang Ojek dengan sabar menanti penumpang. Mata-mata yang tak pernah melepas pandangannya kesetiap gerakan orang-orang yang jalan mendekat, bagaikan mata singa yang mengamati gerakan gerombolan rusa, kemudian siap menerkam dengan tangkasnya. Semua mata tertuju kepada penumpang yang turun dari bus, atau turun dari angkutan-angkuta umum lain, bahkan yang turun dari mobil pribadi yang ingin melanjutkan perjalanan-nya kearah kampung tapi enggan untuk jalan kaki. Tukang Ojek menjadi  gelisah setiap bus datang berhenti menurunkan penumpang, mereka dengan sigap menghidupkan motor dan langsung mendekat, karena jangan sampai kehilangan momen sehingga penumpang memilih untuk naik ke ojek yang lain. Ojek-ojek yang berebut penumpang selalu terjadi ketika bus datang dan menurunkan penumpang.
Tukang Ojek itu siap mengantar penumpang kemana saja tujuan yang di inginkan, apalagi jika tak ada angkutan kota (Angkot) yang melewati daerah-daerah pedalaman. Banyaknya kampung-kampung dan desa-desa yang terpisah menjadikan ojek sebagai sarana transportasi penting antar daerah pedesaan. Sempitnya jalur penghubung, tidak memungkinkan bisa dilewati oleh kendaraan roda empat , maka ojek lah satu-satunya alternatif.
Tukang Ojek pun siap mengantar penumpang berikut juga barang dagangannya, baik itu sayur-sayuran,buah-buahan atau hasil daerah pedalaman lainya. Seringkali terlihat ojek yang selain membonceng penumpang juga menumpuk barang-barang disekitar  badannya, sehingga tubuhnya hampir tak terlihat karena tenggelam oleh barang bawaan. Mereka tak pernah menolak penumpang yang hendak pergi kemana saja dan membawa apa saja, dan kapan saja.
Waktu dan cuaca tak menjadi halangan bagi Tukang Ojek, hujan panas  serta siang malam adalah hal biasa yang sehari-hari mereka hadapi. Jas hujan selalu mereka sediakan untuk mencegah penumpangnya basah kuyup. Ojek pun bukan hanya melayani penumpang antar kampung, tapi juga siap melayani penumpang yang hendak pergi keluar kota. Ada juga Tukang Ojek yang tetap sabar parkir di pinggir jalan raya sampai tengah malam yang dingin kadang juga diiringi dengan hujan lebat.
Masyarakat sangat diuntungkan sekali oleh banyaknya Tukang Ojek, mereka bisa dimanfaatkan antara lain untuk antar jemput anak-anak sekolah baik dari TK sampai SLTA, mengantar segala macam barang dagangan (Delivery Service) untuk penjual maupun pembeli, bahkan dengan adanya HP yang dimiliki para Tukang Ojek membantu dan memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sering juga Tukang Ojek melayani penduduk untuk membeli obat-obatan ataupun hanya sekedar membeli rokok karena diluar sedang hujan lebat atau sudah larut malam. Tukang Ojek yang jeli akan pandai memanfaatkan kesempatan dengan melayani “langganan” atau pemakai tetap  sebaik-baiknya, supaya jangan sampai kecewa dan berganti ke Tukang Ojek lain.
Resiko yang dihadapi oleh Tukang Ojek ada bermacam-macam. Kulit menjadi hitam dan kering karena terbakar matahari juga angin yang membawa debu, adalah “Resiko Kecil “ yang dihadapi oleh Tukang Ojek. “Resiko Sedang” adalah angin malam yang dingin dan lembab serta kehujanan yang terus-terusan bisa mengakibatkan gangguan pernapasan bahkan jatuh sakit, sedang kemungkinan terjadi kecelakaan dijalan adalah “Resiko Besar”, karena bisa mengakibatkan cacad tubuh atau bahkan kematian.
Sulitnya perekonomian serta banyaknya pengangguran menjadikan semakin banyaknya Tukang Ojek. Ojek adalah pekerjaan alternatif yang relatif mudah, tidak memerlukan keahlian chusus, bisa dengan cepat dipelajari dan ojek adalah jenis pekerjaan yang tidak memerlukan “ijasah” untuk melamar, tidak pakai kantor, tidak memerlukan pendaftaran, pengisian formulir, tak ada batasan umur, tak punya waktu dan tempat tertentu, bisa dikerjakan kapan dan dimana saja. Modal hanya SIM dan Motor yang mana bisa diperoleh dengan cara kredit.
Dengan semakin banyaknya Tukang Ojek maka akan timbul masalah juga yaitu: Ramainya lalu lintas dijalan raya maupun di jalan-jalan kampung, yang berakibat semakin besar resiko kecelakaan lalulintas, polusi pendengaran yaitu meningkatnya kebisingan bukan hanya di jalan raya bahkan juga dikampung-kampung, persaingan tak sehat ditempat-tempat turunnya bus dan angkutan umum, yang menjadikan tidak nyamannya penumpang karena merasa seperti di jadikan barang rebutan, sering kali terjadi penumpang ditarik kesana kemari, polusi udara pun menjadi semakin parah dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor chususunya roda dua.
Dampak dari semakin banyaknya Ojek juga menjadikan tumbuhnya lapangan pekerjaan lain. Bengkel-bengkel motor bermunculan dimana-mana, juga penjual bensin eceran semakin banyak dan laris, begitu pula warung-warung nasi didirikan hampir disetiap Pangkalan Ojek. Selain lancarnya jalur transportasi dari daerah pedalaman ke kota-kota yang lebih besar, maka tentu semakin memperbaiki pertumbuhan perekonomian daerah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar