Hampir disetiap kota-kota di Indonesia Tukang Ojek dengan
motornya selalu ada, dipinggir jalan raya, ditempat strategis untuk menunggu
bus dan angkutan umum menurunkan penumpang, diperempatan atau pertigaan jalan
masuk ke kampung, dan di sudut-sudut kampung atau kadang ada juga di gang-gang
sempit.
Tukang ojek yang bergerombol dipinggir jalan raya,
masing-masing duduk diatas motornya, siap melayani penumpang kemana saja yang
malas jalan kaki. Pangkalan Ojek adalah tempat kumpulan para Tukang Ojek yang
biasanya banyak terdapat di perempatan atau pertigaan jalan, sebagai tempat
persimpangan jalan yang memungkinkan penumpang bisa kemana saja pergi tanpa
harus menunggu jalur chusus, atau sering
kali Pangkalan Ojek menempati halte atau tempat bus dan angkutan umum
menurunkan penumpang.
Tukang Ojek dengan sabar menanti penumpang. Mata-mata yang
tak pernah melepas pandangannya kesetiap gerakan orang-orang yang jalan
mendekat, bagaikan mata singa yang mengamati gerakan gerombolan rusa, kemudian
siap menerkam dengan tangkasnya. Semua mata tertuju kepada penumpang yang turun
dari bus, atau turun dari angkutan-angkuta umum lain, bahkan yang turun dari
mobil pribadi yang ingin melanjutkan perjalanan-nya kearah kampung tapi enggan
untuk jalan kaki. Tukang Ojek menjadi
gelisah setiap bus datang berhenti menurunkan penumpang, mereka dengan
sigap menghidupkan motor dan langsung mendekat, karena jangan sampai kehilangan
momen sehingga penumpang memilih untuk naik ke ojek yang lain. Ojek-ojek yang
berebut penumpang selalu terjadi ketika bus datang dan menurunkan penumpang.
Tukang Ojek itu siap mengantar penumpang kemana saja tujuan
yang di inginkan, apalagi jika tak ada angkutan kota (Angkot) yang melewati
daerah-daerah pedalaman. Banyaknya kampung-kampung dan desa-desa yang terpisah
menjadikan ojek sebagai sarana transportasi penting antar daerah pedesaan.
Sempitnya jalur penghubung, tidak memungkinkan bisa dilewati oleh kendaraan
roda empat , maka ojek lah satu-satunya alternatif.
Tukang Ojek pun siap mengantar penumpang berikut juga barang
dagangannya, baik itu sayur-sayuran,buah-buahan atau hasil daerah pedalaman
lainya. Seringkali terlihat ojek yang selain membonceng penumpang juga menumpuk
barang-barang disekitar badannya,
sehingga tubuhnya hampir tak terlihat karena tenggelam oleh barang bawaan.
Mereka tak pernah menolak penumpang yang hendak pergi kemana saja dan membawa
apa saja, dan kapan saja.
Waktu dan cuaca tak menjadi halangan bagi Tukang Ojek, hujan
panas serta siang malam adalah hal biasa
yang sehari-hari mereka hadapi. Jas hujan selalu mereka sediakan untuk mencegah
penumpangnya basah kuyup. Ojek pun bukan hanya melayani penumpang antar
kampung, tapi juga siap melayani penumpang yang hendak pergi keluar kota. Ada
juga Tukang Ojek yang tetap sabar parkir di pinggir jalan raya sampai tengah
malam yang dingin kadang juga diiringi dengan hujan lebat.
Masyarakat sangat diuntungkan sekali oleh banyaknya Tukang
Ojek, mereka bisa dimanfaatkan antara lain untuk antar jemput anak-anak sekolah
baik dari TK sampai SLTA, mengantar segala macam barang dagangan (Delivery
Service) untuk penjual maupun pembeli, bahkan dengan adanya HP yang dimiliki
para Tukang Ojek membantu dan memudahkan masyarakat memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sering juga Tukang Ojek melayani penduduk untuk membeli
obat-obatan ataupun hanya sekedar membeli rokok karena diluar sedang hujan
lebat atau sudah larut malam. Tukang Ojek yang jeli akan pandai memanfaatkan
kesempatan dengan melayani “langganan” atau pemakai tetap sebaik-baiknya, supaya jangan sampai kecewa
dan berganti ke Tukang Ojek lain.
Resiko yang dihadapi oleh Tukang Ojek ada bermacam-macam.
Kulit menjadi hitam dan kering karena terbakar matahari juga angin yang membawa
debu, adalah “Resiko Kecil “ yang dihadapi oleh Tukang Ojek. “Resiko Sedang”
adalah angin malam yang dingin dan lembab serta kehujanan yang terus-terusan
bisa mengakibatkan gangguan pernapasan bahkan jatuh sakit, sedang kemungkinan
terjadi kecelakaan dijalan adalah “Resiko Besar”, karena bisa mengakibatkan
cacad tubuh atau bahkan kematian.
Sulitnya perekonomian serta banyaknya pengangguran
menjadikan semakin banyaknya Tukang Ojek. Ojek adalah pekerjaan alternatif yang
relatif mudah, tidak memerlukan keahlian chusus, bisa dengan cepat dipelajari
dan ojek adalah jenis pekerjaan yang tidak memerlukan “ijasah” untuk melamar,
tidak pakai kantor, tidak memerlukan pendaftaran, pengisian formulir, tak ada
batasan umur, tak punya waktu dan tempat tertentu, bisa dikerjakan kapan dan
dimana saja. Modal hanya SIM dan Motor yang mana bisa diperoleh dengan cara
kredit.
Dengan semakin banyaknya Tukang Ojek maka akan timbul
masalah juga yaitu: Ramainya lalu lintas dijalan raya maupun di jalan-jalan
kampung, yang berakibat semakin besar resiko kecelakaan lalulintas, polusi
pendengaran yaitu meningkatnya kebisingan bukan hanya di jalan raya bahkan juga
dikampung-kampung, persaingan tak sehat ditempat-tempat turunnya bus dan
angkutan umum, yang menjadikan tidak nyamannya penumpang karena merasa seperti
di jadikan barang rebutan, sering kali terjadi penumpang ditarik kesana kemari,
polusi udara pun menjadi semakin parah dengan bertambahnya jumlah kendaraan
bermotor chususunya roda dua.
Dampak dari semakin banyaknya Ojek juga menjadikan
tumbuhnya lapangan pekerjaan lain. Bengkel-bengkel motor bermunculan
dimana-mana, juga penjual bensin eceran semakin banyak dan laris, begitu pula
warung-warung nasi didirikan hampir disetiap Pangkalan Ojek. Selain lancarnya
jalur transportasi dari daerah pedalaman ke kota-kota yang lebih besar, maka
tentu semakin memperbaiki pertumbuhan perekonomian daerah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar