Sabtu, 11 Februari 2012

Pasar Lawang

Pasar tradisionil di Kota Lawang cukup rame, karena kota Lawang adalah jalur lintasan dua kota besar yaitu Kota Malang dan Kota Surabaya.Bahkan pasar berlangsung 24 jam berturut-turut.Artinya sehari penuh pasar tetap berjalan dan jual beli berbagai macam barang berlangsung tanpa berhenti.
Nyaris segala Macam komoditi tersedia di pasar ini.Kecuali barang-barang mewah tentunya.Pasar ini bertambah ramai karena juga merupakan rute achir  wisatawan yang pulang pada hari minggu chususunya sore hari. 
Pasar inipun dimalam hari adalah tempat transit sayur-mayur dari daerah lain, datang dari tempat lain di beli oleh pedagang lalu dibawa pergi untuk dijual kepasar dikota lainya.
Bangunan pasar ini berganti beberapa kali, disesuaikan dengan perkembangan dan semakin banyaknya pedagang.Meskipun bangunanya sekarang ini sudah cukup besar, tetap saja masih banyak pedagang yang menggelar dagangannya diluar bangunan induk.Belum lagi pedangang yang menjual dagangannya dengan cara keliling mengitari pasar.Begitu juga dengan pedagang makanan seperti penjual nasi soto, gado-gado, tahu campur, bakso, angsle dan roti goreng yang segera memindahkan gerobaknya sekiranya berkurang pembelinya.
Seorang gadis kecil disamping ibunya yang sedang berjualan, dengan tergesa-gesa melahap satu mangkuk nasi soto yang masih panas, butir-butir keringat berbaris diantara hidung dan mulutnya, karena soto yang dipesan terlalu panas dan pedas.Penjual nasi soto itu bersiap-siap akan berpindah tempat, maka gadis itupun harus segera menghabiskannya, tanpa menikmatinya.
Para pengemis sibuk kesana kemari semakin meramaikan suasana pasar, menagih bagiannya dengan menyodorkan tangan tanpa mencoba mengajak bicara, memaksa orang yang diminta mengerti kesibukanya sebab harus segera menagih kepada yang lainya karena keterbatasan waktu.
Jalan-jalan berubah berwarna-warni, merah, hijau dan kuning karena sayur-sayur yang mulai busuk dibuang dijalan oleh penjual tanpa rasa malu sedikitpun, padahal hampir  di setiap jarak sekitar dua puluh meter ada papan bertuliskan:
 “JAGALAH KEBERSIHAN”
“BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA”
“JANGAN BUANG SEMBARANGAN”
“KEBERSIHAN SEBAGAIAN DARI IMAN”
Sore hari warung-warung makanan mulai siap-siap mendirikan tendanya,dan mereka kebanyakan buka sampai menjelang tengah malam.Karena penjual makanan tengah malam pun punya jatah bagian untuk menjual dagangannya untuk konsumsi pedagang tengah malam sampai masuk pagi hari.

1 komentar:

  1. Mestinya pemerintah daerah memperhatikan kebersihan pasar itu.

    BalasHapus