Jumat, 17 Februari 2012

Musim Hujan


Musim telah berganti, setelah musim kemarau lewat, kini musim hujan datang, begitu seterusnya tak bosan-bosan musim akan selalu silih berganti. Kadang musim kemarau panjang, kadang pula musim hujan yang panjang. Pernah  juga terjadi ada hujan dimusim kemarau, begitu juga pernah terjadi ditengah-tengah musim penghujan, suasana menjadi kering karena hujan tidak  turun dalam waktu lama.

Biasanya musim hujan tiba pada sekitar bulan Oktober – Nopember, dan berakhir pada sekitar bulan Maret – April. Dan selain bulan-bulan itu adalah masuknya musim kemarau, karena dalam setahun kita hanya punya dua musim.

Pada musim hujan langit jarang kelihatan cerah, awan selalu ada menempel di langit. Kebanyakan mendung tebal selalu menghiasi langit, siang hari menutup Matahari dan dimalam hari melenyapkan Bintang-bintang. Dibulan-bulan pertengahan musim hujan, mendung hampir setiap hari ada di atas kita. Sering kali awan hitam legam meredupkan terangnya suasana siang hari, di iringi kilatan petir bersahut-sahutan memanggil-manggil hujan. Dan biasanya hujan akan segera datang dengan lebat dibarengi dengan angin kencang yang memaksa pohon-pohon tinggi mengangguk-angguk tanda mengerti untuk menyerah kepada awan.

Hujan seperti tak mengenal waktu. Hujan lebat siap membasahi bumi baik pada waktu siang, sore, malam bahkan pagi hari. Kalau hujan sangat lebat, biasanya berlangsung tidak terlalu lama, tapi bila hujan tidak terlalu deras maka biasanya berlangsung agak lama, bahkan sampai lebih dari satu hari penuh.Curah hujan kadang tidak merata, sering terjadi adanya hujan lebat disuatu tempat, namun ditempat yang tidak berjauhan malah kering kerontang.

Tumbuh-tumbuhan tampak menjadi subur pada musim hujan. Tanah yang tadinya gersang dan kosong, kontan menjadi semak belukar lebat karena tersiram air hujan yang bertubi-tubi. Rumput tumbuh liar dimana-mana, tanah pekarangan-pun tak luput dari suburnya rerumputan, pohon-pohon besar daunnya semakin rimbun. Tembok yang tak terawat bila terkena hujan terus menerus akan berubah warna menjadi hijau karena tumbuhnya lumut. Bukit-bukit di kejauhan yang biasanya berwarna coklat, kini tampak indah dilihat mata karena berubah menjadi hijau.

Beberapa jenis sayur-sayuran berlimpah ruah di pasar dan menjadi murah harganya karena musim hujan. Namun ada beberapa jenis sayuran tertentu yang malah menjadi rusak atau gagal panen disebabkan air hujan, dan menjadi mahal harganya karena langka. Para petani biasanya mengeluh dengan adanya musim hujan karena mereka selalu menanam sayuran yang tak tahan air hujan seperti: Bawang, Lombok, Tomat dan Gubis. Begitu juga dengan petani yang menanam beberapa jenis buah-buahan seperti Jeruk, Apel, Anggur dan sejenisnya akan selalu menambah biaya perawatan tanaman dengan penggunaan Pestisida. Ada juga petani yang menanam jenis tanaman yang lain, akan mengeluh bila cuaca berganti  ke Musim Kemarau, itulah manusia yang sifatnya suka mengeluh.

Petani yang menjemur hasil panen dipekarangan, menjadi tambah repot dan was-was karena harus sering kali melihat keatas, meramal cuaca. Bila datang hujan siap-siap memasukkan kembali bahan-bahan hasil panen yang di gelar untuk dijemur ketika cuaca panas.

Para pedagang khususnya yang menggelar dagangannya di pinggir jalan, pasti merasa terganggu dengan datangnya musim hujan. Selain mereka harus segera menutupi dagangannya untuk menghindari basah akibat hujan, jalan menjadi sepi dari para pembeli karena akan menunda belanjanya hingga menunggu hujan reda. Warung penjual makanan dan kedai kopi juga akan merasakan dampaknya pada musim hujan, tak ketinggalan juga untuk tenda-tenda penjual makanan khusus menjadi sepi pengunjung.

Pasar-pasar Kaget atau Pasar Darurat akan segera menjadi lebih “Kaget” dengan datangnya hujan, karena harus segera meninggalkan tempat dagangannya karena akan lebih banyak tersiram air hujan daripada kedatangan pembeli. Penjual Es Keliling lebih banyak diam disuatu tempat untuk berteduh dari pada keliling basah kuyup kehujanan. Abang Becak yang biasanya bergerombol di sudut perempatan jalan, tampak tinggal sedikit jumlahnya, mungkin sebagian besar tinggal dirumah istirahat karena demam.

Masalah yang paling sering di alami oleh Ibu-ibu rumah tangga adalah mengenai jemuran, karena untuk mengeringkan pakaian masih mengandalkan Panas Matahari. Pakaian jadi tidak gampang kering. Cucian yang dijemur hari ini harus di jemur kembali esok harinya, karena masih basah akibat kehujanan kemarin. Pakaian seragam sekolah yang paling sering kotor karena lumpur, biasanya anak-anak bermain sepak bola atau permainan lainya dipekarangan atau lapangan yang becek.

Jalan tanah yang tidak di aspal atau tidak menggunakan Paving Stone akan tampak becek dan licin serta mengurangi keindahan pemandangan. Belum lagi adanya genangan-genangan air yang pasti mengundang nyamuk untuk berkembang biak. Jalan-jalan ber-Aspal yang terdapat genangan airnya  akan semakin mempercepat kerusakannya.

Dampak kerusakan yang paling parah akibat hujan adalah datangnya banjir dan tanah longsor. Dibeberapa daerah tertentu banjir merupakan tamu rutin yang selalu datang berkunjung setiap musim hujan. Walau penduduk setempat sudah memperkirakan akan datangnya banjir, tetap saja tak bisa dihindari dampak kerugian akibat kebanjiran. Tempat yang tertimpa musibah Banjir Bandang yang datang tiba-tiba, biasanya akan mengalami tingkat kerugian yang parah. Kerusakan akibat banjir biasanya menimpa bangunan, sarana umum, sawah ladang dan jebolnya tanggul atau juga jembatan.

Hujan juga bisa mengakibatkan Tanah Longsor. Dataran tinggi yang banyak mengalami Penggundulan Hutan akibat Penebang Liar tanpa diadakan Reboisasi, berpotensi mengalami Tanah Longsor. Dampak yang di akibatkan Tanah Longsor adalah merupakan Tragedi Manusia, karena bisa berakibat hilangnya suatu kawasan.
 
Hikmah hujan tentu banyak dirasakan oleh para pedagang Jas Hujan dan Payung. Pedagang bermunculan  disepanjang jalan raya, berjajar-jajar menawarkan Jas Hujan berbagai macam warna, type dan ukuran, yang segera lenyap bersamaan dengan datangnya Musim Kemarau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar