Musim telah berganti, setelah musim
kemarau lewat, kini musim hujan datang, begitu seterusnya tak bosan-bosan musim
akan selalu silih berganti. Kadang musim kemarau panjang, kadang pula musim
hujan yang panjang. Pernah juga terjadi
ada hujan dimusim kemarau, begitu juga pernah terjadi ditengah-tengah musim
penghujan, suasana menjadi kering karena hujan tidak turun dalam waktu lama.
Biasanya musim hujan tiba pada sekitar
bulan Oktober – Nopember, dan berakhir pada sekitar bulan Maret – April. Dan
selain bulan-bulan itu adalah masuknya musim kemarau, karena dalam setahun kita
hanya punya dua musim.
Pada musim hujan langit jarang
kelihatan cerah, awan selalu ada menempel di langit. Kebanyakan mendung tebal
selalu menghiasi langit, siang hari menutup Matahari dan dimalam hari
melenyapkan Bintang-bintang. Dibulan-bulan pertengahan musim hujan, mendung
hampir setiap hari ada di atas kita. Sering kali awan hitam legam meredupkan terangnya
suasana siang hari, di iringi kilatan petir bersahut-sahutan memanggil-manggil
hujan. Dan biasanya hujan akan segera datang dengan lebat dibarengi dengan
angin kencang yang memaksa pohon-pohon tinggi mengangguk-angguk tanda mengerti untuk
menyerah kepada awan.
Hujan seperti tak mengenal waktu. Hujan
lebat siap membasahi bumi baik pada waktu siang, sore, malam bahkan pagi hari. Kalau
hujan sangat lebat, biasanya berlangsung tidak terlalu lama, tapi bila hujan
tidak terlalu deras maka biasanya berlangsung agak lama, bahkan sampai lebih
dari satu hari penuh.Curah hujan kadang tidak merata, sering terjadi adanya
hujan lebat disuatu tempat, namun ditempat yang tidak berjauhan malah kering
kerontang.
Tumbuh-tumbuhan tampak menjadi subur
pada musim hujan. Tanah yang tadinya gersang dan kosong, kontan menjadi semak
belukar lebat karena tersiram air hujan yang bertubi-tubi. Rumput tumbuh liar
dimana-mana, tanah pekarangan-pun tak luput dari suburnya rerumputan, pohon-pohon
besar daunnya semakin rimbun. Tembok yang tak terawat bila terkena hujan terus
menerus akan berubah warna menjadi hijau karena tumbuhnya lumut. Bukit-bukit di
kejauhan yang biasanya berwarna coklat, kini tampak indah dilihat mata karena
berubah menjadi hijau.
Beberapa jenis sayur-sayuran berlimpah
ruah di pasar dan menjadi murah harganya karena musim hujan. Namun ada beberapa
jenis sayuran tertentu yang malah menjadi rusak atau gagal panen disebabkan air
hujan, dan menjadi mahal harganya karena langka. Para petani biasanya mengeluh
dengan adanya musim hujan karena mereka selalu menanam sayuran yang tak tahan
air hujan seperti: Bawang, Lombok, Tomat dan Gubis. Begitu juga dengan petani
yang menanam beberapa jenis buah-buahan seperti Jeruk, Apel, Anggur dan
sejenisnya akan selalu menambah biaya perawatan tanaman dengan penggunaan
Pestisida. Ada juga petani yang menanam jenis tanaman yang lain, akan mengeluh
bila cuaca berganti ke Musim Kemarau,
itulah manusia yang sifatnya suka mengeluh.
Petani yang menjemur hasil panen
dipekarangan, menjadi tambah repot dan was-was karena harus sering kali melihat
keatas, meramal cuaca. Bila datang hujan siap-siap memasukkan kembali bahan-bahan
hasil panen yang di gelar untuk dijemur ketika cuaca panas.
Para pedagang khususnya yang menggelar
dagangannya di pinggir jalan, pasti merasa terganggu dengan datangnya musim
hujan. Selain mereka harus segera menutupi dagangannya untuk menghindari basah
akibat hujan, jalan menjadi sepi dari para pembeli karena akan menunda
belanjanya hingga menunggu hujan reda. Warung penjual makanan dan kedai kopi juga
akan merasakan dampaknya pada musim hujan, tak ketinggalan juga untuk
tenda-tenda penjual makanan khusus menjadi sepi pengunjung.
Pasar-pasar Kaget atau Pasar Darurat
akan segera menjadi lebih “Kaget” dengan datangnya hujan, karena harus segera
meninggalkan tempat dagangannya karena akan lebih banyak tersiram air hujan daripada
kedatangan pembeli. Penjual Es Keliling lebih banyak diam disuatu tempat untuk
berteduh dari pada keliling basah kuyup kehujanan. Abang Becak yang biasanya
bergerombol di sudut perempatan jalan, tampak tinggal sedikit jumlahnya,
mungkin sebagian besar tinggal dirumah istirahat karena demam.
Masalah yang paling sering di alami
oleh Ibu-ibu rumah tangga adalah mengenai jemuran, karena untuk mengeringkan
pakaian masih mengandalkan Panas Matahari. Pakaian jadi tidak gampang kering.
Cucian yang dijemur hari ini harus di jemur kembali esok harinya, karena masih
basah akibat kehujanan kemarin. Pakaian seragam sekolah yang paling sering kotor
karena lumpur, biasanya anak-anak bermain sepak bola atau permainan lainya
dipekarangan atau lapangan yang becek.
Jalan tanah yang tidak di aspal atau tidak
menggunakan Paving Stone akan tampak becek dan licin serta mengurangi keindahan
pemandangan. Belum lagi adanya genangan-genangan air yang pasti mengundang
nyamuk untuk berkembang biak. Jalan-jalan ber-Aspal yang terdapat genangan
airnya akan semakin mempercepat
kerusakannya.
Dampak kerusakan yang paling parah
akibat hujan adalah datangnya banjir dan tanah longsor. Dibeberapa daerah
tertentu banjir merupakan tamu rutin yang selalu datang berkunjung setiap musim
hujan. Walau penduduk setempat sudah memperkirakan akan datangnya banjir, tetap
saja tak bisa dihindari dampak kerugian akibat kebanjiran. Tempat yang tertimpa
musibah Banjir Bandang yang datang tiba-tiba, biasanya akan mengalami tingkat
kerugian yang parah. Kerusakan akibat banjir biasanya menimpa bangunan, sarana
umum, sawah ladang dan jebolnya tanggul atau juga jembatan.
Hujan juga bisa mengakibatkan Tanah
Longsor. Dataran tinggi yang banyak mengalami Penggundulan Hutan akibat
Penebang Liar tanpa diadakan Reboisasi, berpotensi mengalami Tanah Longsor.
Dampak yang di akibatkan Tanah Longsor adalah merupakan Tragedi Manusia, karena
bisa berakibat hilangnya suatu kawasan.
Hikmah hujan tentu banyak dirasakan oleh para pedagang Jas Hujan dan Payung. Pedagang bermunculan disepanjang jalan raya, berjajar-jajar menawarkan Jas Hujan berbagai macam warna, type dan ukuran, yang segera lenyap bersamaan dengan datangnya Musim Kemarau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar